Friday, August 11, 2006

Just sharing v.1 from silvi_lho

Ehm..berdasarkan kegemaranku untuk menganalisa all event yang terekam dipikiranku..
Oh ya sebelumnya, mohon maaf jika tulisan ini hanya persepsi pribadi, pendapat pribadi, semoga bermanfaat.

Aku lagi baca buku berjudul "Agar siapa saja melakukan apa saja, karangan: David. J. Leiberman"
Dalam buku tersebut banyak disinggung tentang how to manage our behave to face problem connecting with psichology

Salah satu yang membuat kita disukai, dihargai dan dihormati orang lain adalah "Intensitas kehadiran", maksudnya..semakin sering kita berinteraksi dengan mereka, maka semakin tinggi pula tingkat kasih sayang mereka terhadap kita.
aku mulai berpikir >> Sepasang suami-istri yang kata orang tua dulu2 tidak pernah kenal sebelumnya (malah kenal saat mau nikah ajha), bisa ajha tuh saling mencintai tanpa harus melewati yang istilah kerennya "pacaran".
Namun aku juga berpikir >> Terkadang kita cenderung kurang menghargai orang terdekat kita dari pada orang yang baru saja kita kenal, contohnya nih..kata tolong, terimakasih, maaf..cederung kita anggap hal yang tidak perlu diucapkan lagi pada orang terdekat kita..malah kalo di jawa timur nih (tempat aku tinggal :p) sudah menjadi budaya, bahwa semakin kenal/dekat kita ama seseorang , kita sah2 saja mencaci maki/memanggil sahabat kita dengan sebutan seenaknya, seenaknya dewe pokoke..
Lantas..bagaimana dengan pernyataan diatas???? apakah bertentangan??? ataukah sebenarnya cara kitalah yang salah dalam menafsirkan..Benarkah disaat kita sering berinteraksi dengan orang lain, kita harus melupakan hal2 yang sepatutnya tidak boleh dilupakan, apalagi bagi orang2 terdekat kita..

1 Comments:

At October 28, 2007 6:42 AM, Anonymous Anonymous said...

Sama seperti Mbak, kadang aku juga heran seperti itu. Makanya, aku sadar, di dunia ini terlalu banyak hal yg tidak bisa langsung kita pahami.

Ya sudah, tuliskan saja semua hal yang membuat diri Mba terheran-heran dan baca ulang tulisan sendiri di masa depan. Insya Allah kita akan terheran-heran dengan diri kita di zaman dahulu itu, hihihi.

 

Post a Comment

<< Home